Rabu, 05 Maret 2014

Karya Tulis

Janji Yang Di Lupakan

Oleh :RismaUli

   Rini Duduk di depan meja belajarnya. Dipandanginya beberapa foto ukuran kartu tampak bunga jengger ayam, bunga kana, bungan pukul empat, dan beberapa macam bunga lainnya pada foto-foto itu. tanaman-tanaman tersebut tampak subur, tanpa pemiliknya memeliharanya dengan baik.
    Kemudian berulang-ulang pila Rini membaca surat yang tertulis rapi di atas kertas surat berwarna biru muda. surat itu dari linda kawannya dan berbunyi sebagai berikut,

Rini yang baik, Apa kabar? kuharap kau sekeluarga dalam keadaan baik dan sejahtera. lama ya kita tak berjumpa. sudah hampir setahuan sejak kita sama-sama berlibur di puncak. apakah liburan besar nanti kau dan kluargamu akan pergi ke sana lagi?

  Kami sekeluarga baik-baik saja. bibit-bibit bunga yang dulu kita kumpulkan bersama-sama sudah kutanam dan sekarang semua sudah menghasilkan bunga yang indah. malah bibinya ada yang ku berikan pada kawan-kawan yang menginginkannya. bersama ini ku kirimkan foto-fotonya . setiap kali aku memandang bunga-bunga itu aku teringat akan saat-saat villa yang luas. juga ketika kita asyik mwngumpulkan bibit-bibit bunga.
   Bagiamana dengan bunga-bunganmu? Kirimkan aku foto-fotonya, ya?
Nah, sekian dulu Rini. Semoga kita lekas berjumpa lahi. Sala, intuk ayah dan ibumu
    Salam Manis
           Linda

   Surat dan foto itu tak si sangka datangnya. bahkan Rini sudah hampir lupa pada linda. waktu liburan dulu, keluarga rini berlibur di puncak. mereka menyewa villa di sana. di sebelah villa mereka keluarga linda juga sedang berlibur. jadi selama lima hari rini dan linda berkawan. setiap hari mereka berenang, berjala-jalan dan bermain bersama. suatu pagi mereka menanam bibit-bibit bungan itu setibanya di jakarta dan akan saling menulis surat.
  
   Tapi, setelah kembali ke jakarta ternyata mereka berdua sama-sam sibuk. setelah hampir setahun, tiba-tiba surat dari linda datang.
   
   Rini tertegun. ia senang menerima surat dari linda, tapi juga kemudian timbul perasaan tidak enak di hatinya.
Rasanya mudah ketika dia berjanji akan menanam bibit-bibit bunga itu, tapi dia menunda-nunda terus sampai akhirnya dia melupakannya. bibit-bibit itu di simpannya di laci meja belajarnya. Dia membuang bibit-bibit bunga itu. pikirnya bibit-bibit itu sudah terlalau lama di simpan, mungkin tidak bagus lagi. alamat Linda yang pernah di catatanya di sehelai kertas hilang entah kemana.

"Mungkin lebih baik tidajk usah ku balas surat Linda itu!" pikir Rini. "Toh belum tentu aku bertemu lagi dengan dia. ayah dan ibu menyebut-nyebut akan pergi ke Puncak lagi pada liburan besar nanti!"

  Tapi, hati nuraninya tak mengizinkan. linda begitu baik mengirim surat dan foto-foto, masakan ia tak mau membalsanya? Tapi, kalau surat itu dibals, berarti Rini terpaksa mengakui kesalahannnya. Bibit bunga terbuang sia-sia, sementara bibit bunga Linda sudah menjadi tanaman yang subur, indah di pandang mata. bahkan bung-bunga itu sudah menghasilkan bibit lagi yang akan menjadi tanaman yang indah kalau di perlihara dengan baik.
   Akhirnya Rini mengambil kertas surat. ia akan membalas surat kawannya itu dan mengakui kelalaiannya. Kalau boleh, ia akan meminta bibit-bibit bunga yang baru pada Linda. Dan kalau diberi, ia betul-betul akan menanamnya.
   Rini merasa lega sesudah menulis surat, Ternyata janji lebih di ucapkan. untuk melaksanakannya perlu usaha dan kesungguhan.
  





  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar