Senin, 03 Maret 2014

Wisata Tempat Perkampungan Suku Bajo




Suku Bajo di Desa Torosiaje Laut, Kecamatan Popayato, Pohuwato, Gorontalo, berdiri tegak di atas permukaan laut Teluk Tomini. Perkampungan yang berdiri sejak 1901 ini menawarkan pesona Teluk Tomini yang indah, terutama saat matahari terbit dan tenggelam. Berlimpahnya ikan menjadi penambah daya tarik tersendiri. 
Dalam sejarah, Suku Bajo dikenal sebagai pelaut ulung yang hidup di lautan. Mereka mendirikan gubuk di atas laut yang disangga batang balok kayo. Dalam bahasa Bajo, toro adalah ‘tanjung’ dan siaje merupakan julukan kepada seseorang yang berarti ‘si aje’ (si haji). Artinya, Torosiaje adalah tanjung yang ditemukan oleh seorang pria bergelar haji dan dipanggil siaje saat itu. 
Desa Torosiaje Laut atau yang kerap disebut dengan Kampung Bajo berjarak sekitar 400 kilometer dari pusat Kota Gorontalo dan bisa ditempuh 7-8 jam perjalanan darat. Dari arah Bandar Udara Djalaluddin, pengunjung bisa menyewa mobil taksi pelat hitam menuju Torosiaje. Rata-rata sewa tarif taksi selama 24 jam adalah Rp 250.000-Rp 300.000. Perjalanan menuju Torosiaje adalah menuju ke arah Sulawesi Tengah atau ke arah barat dari bandar udara. 


Setiba di dermaga menuju Desa Torosiaje Laut, sudah ada beberapa lelaki yang menunggu di mulut jembatan menuju dermaga. Mereka adalah tukang ojek perahu yang mengantar penumpang bolak-balik ke daratan menuju Torosiaje Laut. Ongkosnya murah, setiap penumpang dipungut Rp 2.000 untuk menuju desa orang suku Bajo yang berjarak 500-an meter dari darat itu.




Meski perkampungan ini telah berusia 110 tahun, jangan dibayangkan kampung ini tertinggal atau masih primitif. Torosiaje telah dipoles menjadi kampung wisata bahari yang unik pada 2007. Sudah ada sarana penginapan, sekolah, masjid, rumah makan, toko kelontong, termasuk toko perlengkapan telepon seluler. Warga di sana juga sudah menikmati layanan televisi berbayar.
Warga Kampung Bajo sangat ramah. Mereka selalu tersenyum dan kerap menyapa pendatang atau wisatawan yang berkunjung. Setelah menyeberang dengan perahu, pengunjung mendaratkan kakinya di atas papan kayo di perkampungan ini. Kampung Bajo yang terdiri dari dua dusun, yakni Mutiara dan Bahari Jaya, berpola seperti huruf U. Rumah yang berjumlah 245 unit dan dihuni 338 keluarga (1.334 orang) itu terhubung oleh koridor beratap berbahan kayo selebar 2 meter dengan panjang 2 kilometer. 
Nyaris di setiap rumah di Kampung Bajo terdapat karamba di bagian bawah rumah. Di dalam karamba berisi berbagai jenis ikan yang biasa dikonsumsi orang Bajo, yakni jenis ikan batu, kerapu, lajang, atau cakalang. Untuk memasak lauk ikan, mereka tinggal mengambil menggunakan jaring. Mudah sekali. Mudahnya mendapatkan ikan di Torosiaje ibarat memetik bunga di taman. Bahkan, anak-anak di kampung ini salah satu aktivitas bermainnya adalah memancing ikan. Mereka biasanya memancing sambil duduk di koridor dengan menggunakan alat pancing berusa tali plastik (senar) dengan umpan ikan kecil. 
Menu di warung yang ada pun selalu ikan dan ikan. Anda mau tahun seberapa lama menghabiskan ikan? Tidak perlu takut karena ikan akan selalu disediakan terus-menerus. Ada dua jenis masakan ikan di sana, yaitu digoreng atau dibakar. Sayurnya biasanya tumis kangkung atau kol. Adapun pelengkapnya adalah dabu-dabu, sambal khas Gorontalo. Hmmm… terbayang betapa sedapnya dinikmati dengan nasi yang masih mengepul serta tiupan angin Teluk Tomini. 
Nah, yang perlu diingat saat menginap di desa ini adalah jangan sesekali melewatkan matahari terbit. Dari desa tersebut, kita bisa menyaksikan detik demi detik sang surya muncul dari ufuk timur jika beruntung langit sedang cerah. Saat itulah cahaya keemasannya menyiram perairan laut sehingga bak bertaburan emas. Jangan lupa abadikan dengan kamera. Tenggelamnya matahari juga menyuguhkan siluet perahu-perahu nelayan Bajo yang membelah laut. Sangat indah. 
Menurut Kepala Desa Torosiaje Laut Gootge Repi (63), wisatawan ramai berkunjung saat liburan atau akhir pekan. Jumlah pengunjung bisa mencapai 100 orang pada akhir pekan. Jumlah tersebut melonjak saat musim liburan. 
"Jika penginapan penuh, rumah-rumah warga siap menjadi penginapan. Umumnya sebagian rumah warga di sini memang memiliki kamar untuk disewakan kepada pengunjung dengan tarif rata-rata Rp 50.000 per orang per malam," ucap Repi. 
Wahiyudin Mamonto (35), salah seorang wisatawan di Kampung Bajo, mengaku terkesan dengan keindahan alam laut di Torosiaje. Ketenangan suasana, angin sepoi-sepoi, dan ombaknya yang kalem sangat cocok untuk melepas penat pada akhir pekan setelah sebelumnya disibukkan oleh urusan pekerjaan. 
"Selain alam lautnya yang indah dan nyaman, saga terkesan dengan masakan orang-orang Bajo di sini. Luar biasa nikmat. Masakan ikan mereka berhasil membuat nafsu makan loan menggelora," kata pria yang bekerja di satu badan usaha milik negara di Gorontalo itu.
Bagi Anda yang hendak mengunjungi Kampung Bajo di Torosiaje tak perlu cemas perjalanan panjang di darat akan membosankan. Sejak berangkat dari Kota Gorontalo, Anda juga bisa singgah di Pantai Bolihutuoa di Kabupaten Boalemo. Setelah perjalanan darat selama tiga jam dari Kota Gorontalo, pantai ini akan dilewati saat hendak menuju Torosiaje. 
Selepas Boalemo, Anda akan melewati rimbunnya Cagar Alam Tanjung Panua di Kabupaten Pohuwato atau sekitar tiga jam perjalanan dari Boalemo. Selain bisa beristirahat di tepi jalan yang rindang, di sepanjang jalan juga banyak dijual madu hutan.

Wisata Tempat Air Terjun Ayuhulalo



Air Terjun Ayuhulalo terletak sekitar 8 km dari pusat Ibukota Tilamuta kabupaten Boalemo,dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dengan menggunakan angkutan darat,umum maupun kendaraan pribadi ,Air Terjun Ayuhulalo memiliki ukuran yang tidak begitu besar.
Di tempat ini para wisatawan dapat menghabiskan waktu dengan menikmati keindahan Air Terjun Ayuhulalo,dan tanpa harus berpikir berapa harga yang harus dibayar. Keaslian air terjun yang berada diperbukitan hijau nan cantik ini, membuat wisatawan dapat berlama-lama untuk bersenang-senang guna menikmati hempasan air terjun,Air Terjun Ayuhulalo sangat cocok digunakan untuk wisata akhir pekan bersama keluarga.



Danau Limboto




Di objek wisata Danau Limboto yang terletak di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, yang saat ini memiliki kedalaman antara 5 hingga 8 meter ini, para pengujung atau wisatawan dapat menikmati berbagai kegiatan, antara lain, memancing, lomba berperahu, atau berenang. Selain itu, mereka juga dapat menikmati ikan bakar segar yang disediakan oleh mayarakat nelayan setempat dengan harga yang relatif murah.
Danau Limboto dari tahun ke tahun luas dan tingkat kedalamannya terus berkurang. Luas Danau Limboto pada tahun 1999 berkisar antara 1.900-3.000 ha, dengan kedalaman 2-4 meter (Cabang Dinas Perikanan Kabupaten Gorontalo, 2000). Pada tahun 1932, luas perairan ini mencapai 7.000 ha, dengan kedalaman maksimum 30 m.


Dengan demikian, telah terjadi pendangkalan yang cukup cepat di perairan ini yang mencapai 38,80 cm/tahun. Penggundulan hutan di sekitar perairan tersebut tampaknya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pendangkalan yang cukup tinggi.Data kualitas air selama 1998-1999 menunjukkan bahwa suhu air permukaan Danau Limboto pada siang hari berkisar antara 29-32,50o C, sedangkan kecerahannya ("transparency") 35-65 cm. Pada siang hari, kadar oksigen dalam air permukaan dan dalam lapisan 1 meter di bawah permukaan berturut-turut adalah 6-10,30 mg/l dan 4-7,10 mg/l.
Dengan demikian, telah terjadi pendangkalan yang cukup cepat di perairan ini yang mencapai 38,80 cm/tahun. Penggundulan hutan di sekitar perairan tersebut tampaknya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pendangkalan yang cukup tinggi.Data kualitas air selama 1998-1999 menunjukkan bahwa suhu air permukaan Danau Limboto pada siang hari berkisar antara 29-32,50o C, sedangkan kecerahannya ("transparency") 35-65 cm. Pada siang hari, kadar oksigen dalam air permukaan dan dalam lapisan 1 meter di bawah permukaan berturut-turut adalah 6-10,30 mg/l dan 4-7,10 mg/l.

Benteng Orange




Objek wisata Benteng Oranye (Orange Fortress) merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terdapat di Kecamatan Kwandang, kurang lebih 61 km dari Kota Gorontalo. Benteng ini merupakan cagar budaya

Benteng ini dibangun oleh bangsa Portugal pada abad ke-17 (tahun 1630). Benteng ini berukuran panjang 40 meter, lebar 32 meter, dan tinggi 5 meter (40x32x5 meter). Benteng ini memiliki 178 buah anak tangga.

Taluhu Barakati





Objek Wisata Taluhu Barakati terletak di Desa Barakati, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, berjarak sekitar 3 kilometer ke arah barat dari lokasi Taman Purbakala Benteng Otanaha. Nama objek wisata ini, Taluhu Barakati berasal dari dua kata, yaitu taluhu, yang berarti air, dan barakati yang berarti berkah atau rahmat. Dinamakan demikian karena di tempat ini terdapat sumber mata air yang sangat jernih, sejuk, dan menyegarkan, serta terbagi dalam kolam air panas dan air dingin, laksana berkah yang tercurah dari sang pencipta. Konon katanya air ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Menurut legenda masyarakat setempat yang dipercayai bahwa mata air taluhu barakati dulunya adalah sebagai lokasi permandian permaisuri dan kerabat kerajaan yang ada di Batudaa pada waktu zaman kerajaan. Akses pengunjung ke lokasi wisata ini sangat mudah dan terjangkau, karena tersedianya sarana dan prasarana lokal yang memadai. 

Objek wisata Taluhu Barakati dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain dua kolam renang, untuk anak-anak dengan kedalaman lebih kurang 70 cm dan untuk dewasa dengan kedalaman antara 1 m hingga 2,3 meter dan panjangnya lebih kurang 12 m, tribune tertutup, kamar ganti pakaian, dan tempat peristirahatan terbuka. Air kolam merupakan aliran mata air yang sangat jernih. Airnya terus mengalir, jadi tidak menetap di dalam kolam. Kolam renang hanya tempat penampungan dan persinggahan, setelah dari kolam keluar lagi melalui pintu air terakhir dan mengalir membentuk sungai - sungai sungai kecil.
Di lokasi taluhu barakari belum tersedia penginapan buat para tamu. Biasanya pengunjung dari luar gorontalo (domestik maupun mancanegara) mengambil lokasi buat penginapan di pusat kota. Dari pusat kota menuju lokasi wisata hanya berjarak 8 km. Alternatif angkutan ke lokasi wisata, pengunjung sering menggunakan Bentor, motor, angkutan kota rute Batudaa – Bongomeme atau kenderaan pribadi. Di jalan Trans Batudaa Bongomeme, tepat di simpang tiga Desa Barakati, Anda akan melihat Gapura Objek Wisata Taluhu Barakati yang di sekitarnya terdapat Pos Tukang Ojek.


Bongo Desa Wisata Religi



Lokasi Desa wisata Religi Terletak Didesa Bongo Kecamatan Batudaapantai, Lokasi ini berjarak +20 Km dari pusat kota Limboto dan +35 Km dari bandara Jalaludin Gorontalo, Keunikan yang ada dari desa wisata religi ini adalah pelaksanaan Festival Walima yang dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memperingati Maulud Nabi Besar SAW, Dengan menampilkan Zikir dan jumlah Tolangga yang cukup banyak. Tolangga Berupa Kue dan makanan yang ditata sedemikian rupa menyerupai kuba mesjid dan diarak sepanjang jalan menuju mesjid besar kecamatan.
 



Objek Wisata Kebun Binatang Bongohulawa






Objek Wisata Kebun Binatang ini terletak di kelurahan bongohulawa kecamatan limboto Kabupaten Gorontalo.


Objek Wisata Buatan (Taman Pontolo Indah)



 Objek wisata pontolo terletak di kabupaten Gorontalo utara.



Kota Jin




Kota jin sebenarnya hanya satu toponim atau nama geografis di Kabupaten Gorontalo Utara. 

Nama itu merupakan sebuah desa di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, yang bernama Desa Kotajin.

Tetapi siapapun akan penasaran mengapa desa itu dinamakan Kotajin. Dengan berkendaraan mobil mengikuti jalan trans-Sulawesi menyusuri pantai utara Laut Sulawesi yang tidak kalah indahnya ke arah perbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara di Kecamatan Atinggola, tepat pada Km 100 kita akan membaca papan: selamat datang di Desa Kotajin.

Situs Otajin atau yang lebih di kenal dengan Istana Jin di kalangan masyarakat sekitar merupakan bangunan bebatuan yang tersusun rapi dan terjadi karena proses alam yang konon menurut kepercayaan masyarakat setempat dibuat oleh Raja Jin Pantai Utara.
Otajin secara geologis sebenarnya hanyalah bongkah batu besar dari batu gamping (batu kapur) yang telah mengalami proses pelarutan dengan terbentuknya gua sempit di dalamnya.

Ketika mendekat ke satu-satunya tempat yang mungkin menjadi asal-usul nama Kotajin itu, suasana angker tidak terasa. Sebuah pohon beringin besar memang tumbuh di atasnya, tetapi anak-anak desa dengan ceria bermain di sekitarnya, memanjat batu, dan memasuki gua sempit tanpa rasa takut. Di alat GPS posisinya dapat dideteksi pada lintang utara 0o54′49.1″ dan bujur timur 123o06′38.6″.

Akses ke lokasi situs otajin yang terletak di Desa Kotajin Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara dan berada di Tepi Jalan menuju Pantai Minanga, berjarak lebih kurang 90 km ke arah Timur Laut dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo dan lebih kurang 70 km dari Bandar Udara Jalaluddin. Dapat ditempuh dengan memakan waktu lebih kurang 2 jam dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat. Akses dapat di tempuh juga dengan menggunakan jasa angkutan hotel dan angkutan umum (mikrolet) dengan rute Gorontalo – Atinggola.

Sebaiknya Anda menggunakan jasa pemandu atau yang lebih memahami suasana sekitar situs otajin. Atau langsung melapor ke rumah kepala Desa Kotajin, agar kunjungan Anda terhadap situs ini akan lancar dan tidak mengalami kendala. Walau terkesan mistik, suasana angker di lokasi ini tidak terasa. Karena anak-anak desa dengan ceria sering bermain di sekitar situs otajin, memanjat batu, dan memasuki gua sempit tanpa rasa takut.

Kotajin justru akan sangat meriah jika di kunjungi pada hari Rabu di akhir Bulan Safar, karena seluruh penduduk desa kotajin dan masyarakat atinggola pada umumnya akan melakukan Ritual Mandi Safar di Sungai Andagile yang menjadi batas Provinsi Gorontalo dengan Provinsi Sulawesi Utara. Menurut kepercayaan setempat, hari Rabu di akhir bulan Safar adalah hari naas yang harus dibersihkan dengan cara mandi di sungai.



Tanjung Kramat











Obyek Wisata Pulau Saronde


Pulau Saronde terletak di Desa Ponelo Kecamatan Kwandang, jarak dari pelabuhan Kwandang sekitar 12 mil. Adapun alat transportasinya adalah dengan menggunakan perahu tradisional “Katinting” dengan menghabiskan waktu sekitar 60 menit.





Keindahan dan Panorama dari Pulau Saronde ini sudah terkenal baik wisatawan asing maupun lokal. Luas Pulau saronde sekitar 9 Ha, dan pada sisi luarnya terhampar pasir putih serta lingkungan serba asli, yang diapit oleh birunya laut, sehingga membuat setiap pengunjung merasa nyaman dan enggan meninggalkan pulau ini. Keindahan pasir putih serta karang yang tertata rapih secara alami adalah ciri khas Pulau Saronde, keceriaan anda di Pulau Saronde akan lebih berkesan dengan melakukan snorkeling.



Pulau lampu




Pulau Lampu ini terletak dibelakan dari Pulau Saronde jarak tempuh sekitar 30 menit. Dengan keunikan khasnya serta keindahan alamnya Keindahan Pulau Lampu ini sulit dilupkan. Hamparan pasir putih yang halus bagaikan tepung, serta keindahan terumbu karang Pulau Lampu ini juga terdapat bangunan peninggalan Belanda serta menara Mercysuar dan Tugu bersejarah. Pulau ini dulu dikenal dengan nama Hulawa yang konon dulunya pulau ini terdapat kandungan emas.Takcukup untuk di uraikan namun layak untuk dibuktikan oleh mata telanjang, keindahan alamnya, nikmati pula keindahan sunsetnya.



Pemandian Air Terjun Didingga





Pemandian Air Terjun Didingga terletak di Desa Didingga Kecamtan Tolinggula, lokasi Air terjun ini harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 3 Km dari pusat pedesaan. Di tempat ini juga anda bisa menikamati kicauan burung-burung yang nantinya akan menemani perjalanan anda menuju lokasi Air Terjun Didingga.Mohinggito adalah Nama Jenis Ikan Karang yang dominan di wilayah tersebut. Pulau ini terletak di Kecamatan Kwandang dengan luas ± 27 Ha. Dengan titik koordinat 00º 55′ 34,86″ LU – 122º 52′ 33,90″ BT, yang berdekatan dengan Pulau Saronde dengan jarak tempuh ± 13 Menit dari Pelabuhan Kwandang dengan menggunakan Speed Boat. Memiliki Pantai Pasir Putih yang Indah
” Dikelilingi pulau – pulau kecil
” Bentuk kegiatan Wisata Fishing, Jet Ski, Selancar angin dan Snockling




Pulau Raja


 




Pulau Raja, Pada mulanya Pulau ini bernama ” Mongaila ” yang artinya memancing, karena terdapat jenis – jenis ikan karang. Pulau ini terdapat Hutan lindung yang terletak di Kecamatan Anggrek dengan luas ± 158 Ha. Dengan titik koordinat 00º 52′ 59,40″ LU – 122º 44′ 27,48″ BT, dengan

jarak 1,5 Mil dari Pantai Tolitohuyo dan mempunyai jarak tempuh ± 5 Menit dengan menggunakan Speed Boat.



Danau Perintis






Danau Perintis terletak di Desa Huluduatomo Kecamatan Suwawa yang berjarak kurang lebih 11 Km dari Pusat Kota Gorontalo. Danau Perintis merupakan danau air tawar seluas 6 Ha yang memiliki nilai sejarah. Danau Perintis ini dibuat oleh Alm Bpk Nani Wartabone, yang digunakan pada waktu itu untuk pengaiaran persawahan.

Adapun air yang mengalir ke Danau Perintis ini berasal dari mata Air Pegunungan yaitu Air Lulahu dan Mata Air Poao.





Air Terjun Taluda'a






Air terjun Taludaa berlokasi di Desa Taludaa Kecamatan Bone Pantai berjarak sekitar 65 Km dari pusat Kota Goronta.
Air Terjun Taludaa mempunyai ketinggian sekitar 42 Meter dan bentangan sekitar 15 Meter, Lokasi Air Terjun Taludaa berada di Kawasan Hutan Agro Wisata seperti Pohon buah Durian, Langsat, Nangka, Dll



Pantai Botutonu'o 








antai Wisata Botutonu’o, lokasi wisata ini berada di desa Botutonu’o kecamatan Bone Raya kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Jarak tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi ini sekitar 15 KM dari pusat Kota Gorontalo dengan waktu 2 hingga tiga jam dengan kendaraan mobil maupun sepeda motor.


Lokasi ini cukup aman dikunjungi, karena masyarakat setempat sangat ramah dan berjiwa sosial dengan tamu wisatawan. Pantai ini masih dalam tahap pengembangan oleh pemerintah setempat, dan kelak diharapkan pantai ini mampu memberikan hiburan bagi wisatawan. Pantai ini sebelumnya memang sudah dijadikan sebagai pantai wisata, namun baru beberapa tahun terakhir ini pengelolaannya mulai ditingkatkan.


Tidak hanya dari sekitar Gorontalo saja yang berkunjung, bahkan daerah-daerah tetangga provinsi Gorontalo pun juga mendatangi tempat ini, karena lokasinya berada dilintas jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Gorontalo-Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Karena letaknya sangat strategis ini, maka tempat ini tidak kalah dengan pantai wisata lainnya yang ada di Gorontalo, dan menjadi salah satu wisata yang diandalkan didaerah ini.



Kalau cuaca lagi bagus, langit biru, angin sepoi-sepoi, ombak berkejaran, akan menyambut para pengunjung. Pantainya bersih dan cocok dijelajahi dari ujung ke ujung. Butiran pasir yang relatif besar membuat kaki mudah terbenam, serta menambah eksotisme Botutonuo. 




Pantai EKSOTIK

Pantai eksotik yang menjadi kunjungan masyarakat gorontalo ketika hari lubur tiba, salah satu pantai eksotik seperti nama yang diberikan tersebut. pantai tersebut di hiasi dengan puluhan kelapa yang tumbuh rindang menjulang yang membuat pantai itu tempat wisata yang sangat digemari.



Pantai Olele



   Jika Anda melakukan perjalanan melalui pesisir pantai selatan Gorontalo, maka anda akan melihat pemandangan yang mempesona, laut biru yang tenang oleh karena berada di daerah Teluk Tomini yang kaya dengan ikannya, dengan pemandangan pantai pasir putih dan perahu nelayan yang berbaris indah. Jika anda singgah di Pantai Olele, dan melakukan penyelaman, maka anda akan melihat pemandangan taman bawah laut yang konon mempunyai kekhasan tersendiri dibandingkan dengan taman laut di daerah lain yang telah dikenal, seperti Taman Laut Bunaken atau Taman Laut di Kepulauan Togean Sulawesi Tengah. Bahkan di sinyalir bahwa Taman Laut Olele ini lebih alami di bandingkan dengan kedua taman laut di atas.


Taman Laut Olele terletak di Desa Olele Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango, ± 20 Km dari pusat Kota Gorontalo dan dapat ditempuh dalam waktu ± 21 menit, dapat dijangkau dengan kendaraan darat maupun kendaraan laut. Jika melalui jalur darat, dengan menggunakan kenderaan roda dua atau roda empat melewati jalanan berliku di pinggiran bukit. Menuju desa Olele, anda akan menyisir jalan berkelok kelok, melintasi perumahan penduduk dengan pemandangan yang kontras. Di satu sisi anda terkesima dengan tebing-tebing curam berpohon dan di sisi lain, hambaran laut biru hijau tanpa batas membentang membuat anda tercengang. Pantai Olele merupakan pintu gerbang menuju surga Taman Laut Olele dengan alam bahari yang sangat indah. Para penyelam dunia telah membuktikannya dengan mata sendiri. Mereka menyatakan bahwa sebagian biota laut yang terdapat di sana tidak dijumpai di perairan lain.


Taman laut Olele menyimpan banyak keindahan, diantaranya terdapat Goa Jin dengan ikan-ikan hias, Biota Laut, Terumbu karang yang sehat, padat dan indah, Bunga Karang Raksasa, Beberapa jenis ikan yang langka dan hanya terdapat di perairan teluk tomini. Saat ini, Taman Laut Olele menjadi ikon wisata di Provinsi Gorontalo yang berada di pesisir selatan. Jika berkunjung ke Gorontalo, tak lengkap rasanya kalau Anda tidak mengunjungi lokasi ini. Maklum, ketenaran Pantai Olele menggaung hingga di daerah lain sehingga mendapat julukan Primadona Pantai Selatan.




Pantai Dunu 







Pantai Dunu merupakan salah satu kekayaan alam dan pesona wisata bahari yang dimiliki Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Panorama alamnya cukup mengagumkan. Keanggunan Pantai Dunu sudah dikenal luas oleh masyarakat Gorontalo Utara, serta masyarakat lainnya di luar Kabupaten Gorontalo Utara. Bahkan, tak sedikit warga dari Kabupaten Bolmong Utara (Provinsi Sulawesi Utara) dan warga Kota Gorontalo juga datang untuk menikmati keindahan panorama alam yang natural dengan kelembutan pasir serta percikan ombak kecil yang menyapa penuh karamahan siapapun yang akan mengunjungi Pantai Dunu.
 Tak heran, setiap hari libur Pantai Dunu ramai didatangi warga dari berbagai penjuru untuk melepas lelah bersama keluarga ataupun kerabat kantor. Ada yang mandi ada pula yang hanya datang menikmati keindahan pulau-pulau yang terbentang di depan Pantai Dunu. Ditambah, jika matahari mulai beranjak turun, suasana alam di sekitar Pantai Dunu semakin mempesona.
Kendati sudah menjadi alternatif kunjungan wisata di Provinsi Gorontalo, Pantai Dunu belumlah difasilitasi layaknya sebuah tempat wisata. Misalnya saja, ruang ganti, tempat bilas, pelindung buatan serta sarana prasarana pendukung lainnya. Untungnya, ada beberapa warga yang memanfaatkan moment ini untuk memberikan kemudahan kepada pengunjung yang menikmati air laut dan pasir lembut Pantai Dunu. Bisa dikata, Pantai Dunu belum tersentuh. Hanya bentangan alam saja yang ada dan siap menyambut kedatangan wisatawan lokal.
Pantai Dunu yang memiliki sejuta keindahan ini sudah seharusnya dikembangkan untuk menjadi salah satu icon pariwisata di Gorontalo bagian utara. Jika dikelola dengan baik, tempat wisata yang satu ini bisa memberikan income terhadap pendapatan daerah. Oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, rencana pengembangan Pantai Dunu untuk menjadi tempat wisata masa depan sudah diagendakan pembangunannya di tahun 2011.
Pantai Dunu akan menjadi wisata penunjang tempat-tempat wisata lainnya yang ada di Gorontalo Utara. Seperti Pantai Minanga di Kecamatan Atinggola, Ota lo Jin di Desa Kotajin Kecamatan Atinggola, Benteng Orange di Desa Dambalo Kwandang, Pulau Lampu, Pulau Saronde dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata yang memiliki sejuta panorama nan indah.
Potensi wisata Pantai Dunu kedepan pasti akan memberi dampak ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat setempat. Rencana pembangunan kawasan wisata Pantai Dunu ini akan dibangun dengan struktur bangunan modern. Sehingga, kawasan wisata ini bakal menjadi tujuan wisatawan lokal bahkan mancanegara.
Selama perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan alam yang sejuk, hijau, lembah dan bukit ditandai dengan lambaian pohon kelapa. Di sepanjang jalan itu pula Anda dapat berhenti di beberapa tempat untuk membeli ole-ole makanan khas Gorontalo seperti ilabulo (daging, lemak serta kulit ayam yang dimasak pakai pati sagu), binte biluhuta (sup jagung yang lezat) serta dodol khas daerah Gorontalo. Atau menikmati jagung pulut di Paguyaman, di dekat lokasi transmigrasi. Jagung ini memiliki tongkol yang lebih kecil dibandingkan dengan jagung biasa, namun rasanya sangat khas, lembut dan gurih.
Akses menuju tempat wisata Pantai Dunu sangatlah terjangkau, hanya berjarak tempuh sekitar 120 menit dari Ibu kota Provinsi Gorontalo. Terletak di Desa Dunu Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar